Riauterkini-TANAHPUTIH- Ratusan warga Kepenghuluan Teluk Berembun, Kecamatan Tanah Putih,Kabupaten Rokan Hilir kembali menggelar aksi damai untuk kedua kalinya, Senin (11/2/2025), menuntut pihak Pertamina Hulu Rokan (PHR) segera memperbaiki jalan yang rusak. Mereka menilai jalan utama di daerah mereka belum juga mendapat perbaikan meskipun telah dijanjikan sebelumnya.
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan warga terhadap kondisi jalan yang semakin parah. Saat hujan turun, jalan menjadi berlumpur dan sulit dilalui, sementara di musim kemarau, debu beterbangan dan mengganggu aktivitas masyarakat.
Demonstrasi damai ini mendapatkan pengawalan ketat dari aparat kepolisian dan TNI untuk memastikan aksi berjalan tertib. Warga membawa spanduk dan poster yang berisi tuntutan mereka terhadap PHR agar segera merealisasikan perbaikan jalan yang dijanjikan. Turut hadir dalam. aksi terabut Pj Penghulu Teluk Berembun Kalasnira.
Salah satu warga yang ikut dalam aksi ini, Al Subarman mengungkapkan bahwa masyarakat sudah terlalu lama menunggu perbaikan jalan tersebut.
"Kami hanya ingin janji yang sudah disampaikan sebelumnya ditepati. Jalan ini sangat penting bagi kami, karena menjadi akses utama untuk aktivitas sehari-hari, termasuk ekonomi dan pendidikan," ujarnya.
Menanggapi tuntutan warga, perwakilan dari PHR, Andrean Siregar , turun langsung menemui massa aksi. Ia menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen untuk segera menangani perbaikan jalan tersebut.
"Kami memahami keluhan masyarakat dan berkomitmen untuk segera melakukan pengerasan jalan. Dalam dua hari ke depan, proses pengerasan akan mulai dilakukan," tegas Andrean.
Pernyataan ini sedikit meredakan ketegangan di lapangan, meskipun warga masih berharap agar janji tersebut benar-benar direalisasikan tepat waktu.
Meski telah mendapat kepastian dari pihak PHR, warga Teluk Berembun tetap menegaskan bahwa mereka akan kembali menggelar aksi lebih besar jika dalam dua hari ke depan tidak ada tindakan nyata di lapangan.
"Kami akan terus mengawal janji ini. Jika dalam dua hari pengerasan jalan tidak dilakukan, kami akan turun lagi dengan massa yang lebih banyak," kata salah satu perwakilan warga, Ida.
Aksi ini menjadi bentuk perlawanan masyarakat terhadap ketidakpastian janji perbaikan infrastruktur yang menjadi hak dasar mereka. Mereka berharap PHR benar-benar memenuhi komitmennya agar masyarakat tidak lagi dirugikan akibat jalan rusak yang telah lama dikeluhkan.***(bud)