Riauterkini - TELUKKUANTAN - Pihak manajemen Pabrik Kelapa Sawit milik PT. Sawit Inti Makmur (SIM) menemui kata sepakat dengan Ninik mamak Rantau Singingi, melakukan pemulihan lingkungan pasca tercemar limbah yang dituding milik PT. SIM.

"Sudah ada kata sepakat, ada beberapa tuntutan yang disampaikan Ninik Mamak setempat ke kita pihak Pabrik dan itu kita sanggupi. Terutama pemulihan lingkungan," ujar Toni Wijaya, Menejer PKS PT. SIM Senin (2/6/2025) di Telukkuantan.

Pemulihan lingkungan ini kata Toni Wijaya, melakukan restoking ke dalam sungai berupa penyebaran bibit ikan sungai kembali. Untuk penyediaan bibit ini pihaknya berkoordinasi dengan Dinas perikanan supaya benar-benar sesuai yang diminta masyarakat.

"Ini juga kita percayakan kepada pihak Dinas terkait supaya tidak salah dalam pemilihan bibit ikan yang diinginkan. Kalau kita cari sendiri, takutnya lambat datang dan tak sesuai yang diharapkan masyakat," kata Toni sembari dibenarkan H. Himanto.

Melalui kesepakatan ini, sebenarnya kata Toni Wijaya, Pabrik sudah diperbolehkan beroperasi kembali oleh masyarakat. Namun, demikian pihaknya tetap akan menunggu hasil koordinasi dengan Bupati melalui Dinas terkait DLH biar tidak menyalahi aturan.

"Tentu kita menghargai pihak Pemda juga, sehingga untuk beroperasi menunggu arahan pihak Pemerintah, secara etika kan tidak elok kalau melangkahi pemerintah daerah," ucap Toni, didampingi H. Himanto, yang merupakan mantan prajurit.

Meskipun dalam pertemuan dengan Ninik mamak telah disaksikan Camat, Danramil serta Kapolsek setempat, namun, itu katanya lingkup pihak Kecamatan atau masyarakat, dengan pemerintah daerah koordinasi tetap juga dilakakukan.

Pihaknya sendiri hari ini juga langsung, berkoordinasi dengan pemerintah daerah, setelah tuntas urusan di bawah bersama masyarakat dan tidak ada lagi permasalahan, semua telah clear.

Kemudian sesuai intruksi Bupati pihaknya juga akan memenuhi permintaan yang disampaikan seperti penanaman bambu, perbaikan saluran parit serta penambahan kolam.

"Ini juga akan kami penuhi, dan dikasih waktu 2 bulan mudah-mudahan ini bisa kami tuntaskan sesuai tenggang yang diberikan ke kami," katanya.

Untuk diketahui PT. SIM sendiri sejak kejadian pertama kali tetap kooperatif memenuhi permintaan dari pihak masyarakat dan pemerintah daerah dan mereka juga selalu terbuka dalam persoalan ini tanpa menghindar dari permasalahan hingga masalah ini tuntas di tingkat bawah.*** (Jok)