Riauterkini - PEKANBARU —Harapan besar disampaikan Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho untuk masa depan Kampung Dalam, sebuah kawasan yang selama ini lekat dengan stigma kelam sebagai zona merah peredaran narkoba.
Dalam Deklarasi Kampung Bebas Narkoba yang digelar di Lapangan KSOP, Kelurahan Kampung Dalam, Rabu (25/6/2025), Agung menyerukan kebangkitan menyeluruh dari mentalitas warganya hingga struktur pembangunan kawasan.
“Saya bahagia sekaligus terharu melihat semangat perubahan di sini. Ini bukan sekadar seremonial, ini awal dari lembaran baru,” ujar Agung di hadapan masyarakat, aparat kepolisian, dan tokoh masyarakat setempat.
Sebagai putra asli Pekanbaru, Agung menegaskan dirinya sangat paham dinamika Kampung Dalam—dari geliat budaya hingga gelapnya jeratan narkotika. Ia menyebut, kawasan ini sempat menjadi titik krusial peredaran narkoba di kota.
"Bukan lagi pengguna, tapi sudah menjadi pengendali. Bahkan bisa disebut penasihat jaringan," ujarnya blak-blakan.
Namun demikian, Agung tidak ingin masyarakat terus hidup dalam bayang-bayang masa lalu. Ia justru mendorong tumbuhnya mimpi baru bagi generasi muda di Kampung Dalam.
“Bayangkan, anak-anak di sini suatu saat bisa jadi polisi, jaksa, atau bahkan Kapolda. Itu bukan mustahil. Yang penting ada kemauan untuk berubah.”
Lebih jauh, Agung juga menyoroti kesenjangan pembangunan yang masih membelit Kecamatan Senapelan dibanding wilayah lain seperti Binawidya, Tuah Madani, dan Tenayan Raya. Minimnya akses terhadap pekerjaan dan fasilitas dasar dinilai sebagai faktor yang mempercepat keterjerumusan sebagian warga dalam aktivitas ilegal.
“Kalau tidak bicara apa adanya, kita akan terus berputar-putar tanpa solusi. Hari ini harus jadi titik balik. Kita buka mata, lalu kita bergerak bersama,” tegasnya.
Agung pun mengapresiasi kerja keras jajaran Polresta Pekanbaru dan Polda Riau yang tidak hanya fokus pada penindakan, tapi juga mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat. Menurutnya, perlawanan terhadap narkoba tidak bisa dilakukan secara parsial—perlu strategi menyeluruh, termasuk membuka jalan ekonomi baru bagi masyarakat.
“Kehadiran polisi penting. Tapi yang lebih penting adalah tekad masyarakat untuk berubah. Kalau kita yakin rezeki itu tidak akan tertukar, dan kita bersatu menolak narkoba, Kampung Dalam bisa jadi kampung yang penuh berkah.”
Deklarasi ini menjadi langkah awal dalam transformasi kawasan. Namun perubahan sejati, kata Agung, hanya akan lahir bila masyarakat aktif menjaga lingkungannya—bukan dengan rasa takut, tapi dengan semangat baru membangun kampung, membangun harapan. ***(Dan)