Riauterkini-BENGKALIS- Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (TPHP) Kabupaten Bengkalis telah berhasil mencapai progres signifikan dalam mendukung peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura (TPH) di tahun 2023.
Pada tahun ini, berbagai kegiatan telah dilaksanakan dengan dukungan dana baik dari APBD kabupaten, APBD provinsi serta APBN.
Salah satu inisiatif terbesar adalah alokasi bantuan pengembangan padi sawah seluas 500 hektar melalui alokasi APBD provinsi dan seluas 500 hektar pengembangan padi sawah dari APBN, yang diperuntukkan bagi pengembangan kawasan sentral di Kabupaten Bengkalis.
Selain itu, langkah strategis diambil dengan pengembangan kawasan kampung durian seluas 40 hektar di Kecamatan Rupat seluas 10 hektar dan Rupat Utara 30 hektar. Serta, pengembangan cabai merah di Kecamatan Mandau seluas 10 hektar dan Kecamatan Talang Muandau 10 hektar.
"Dalam rangka peningkatan produksi TPH kita juga melaksanakan kegiatan bersumber dana APBN dan bantuan Provinsi Riau berupa untuk pengembangan kawasan kampung durian di Pulau Rupat dan pengembangan cabai merah seluas 20 hektar di dua kecamatan yakni Mandau dan Talang Muandau," terang Kepala DTPHP Bengkalis H. Tarmizi, M.Si melalui Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH), Rafiani, PhD kepada riauterkini.com, Senin (27/11/23).
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang akrab disapa Rani ini juga menyebutkan, dalam upaya meningkatkan produksi dan produktivitas juga dilakukan pelaksanaan program pengendalian inflasi dengan penanaman cabai merah mengalokasikan 10 hektar lahan di Kecamatan Bathin Solapan dan seluas 10 hektar di Kecamatan Talang Muandau.
Termasuk di bidang percontohan, tahun ini dilaksanakan demplot tanaman bawang merah juga untuk pengendalian inflasi. Uji coba penanaman dilakukan di lahan gambut dan non-gambut seluas 1/2 Ha di BBU (Balai Benih Utama) TPH di Kecamatan Bantan dan 1/2 Ha di areal BBU TPH Siak Kecil.
Tidak hanya itu, Dinas TPHP Bengkalis tahun ini merealisasikan program dalam mendukung penurunan stunting (gagal tumbuh anak), bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) non fisik sebesar Rp375 juta disalurkan untuk 5 Kelompok Tani Wanita (KWT) di empat kecamatan di Kabupaten Bengkalis.
"Tahun ini dalam rangka program penurunan stunting kita juga mendapatkan alokasi dana DAK non fisik sebesar Rp375 juta untuk 5 KWT di empat kecamatan," terang Rani lagi.
Kemudian, pada tahun 2023 ini juga mencatat program pengembangan kawasan kampung buah di Rupat Utara mendukung sektor pariwisata, yaitu dengan penanaman beragam jenis buah seperti lengkeng, durian, mangga, dan manggis. Sebanyak 2.000 batang bibit buah dibagikan kepada kelompok tani (Poktan).
Tak hanya itu, Dinas TPHP juga membantu kelompok tani dan KWT dalam pengembangan sayuran untuk enam kecamatan di Kabupaten Bengkalis, sebagai salah satu cara untuk meningkatkan ketersediaan bahan pangan berbasis sumber daya lokal.
Dalam perspektif ke depan, TPH Dinas TPHP Kabupaten Bengkalis tetap fokus pada upaya peningkatan produksi dan produktivitas di tahun 2024. Dengan sumber dana yang berasal dari APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten. Komitmen untuk menjaga keberlanjutan kegiatan pertanian tetap menjadi prioritas mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan.
"Untuk tahun 2024 mendatang kita masih fokus untuk upaya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan maupun hortikultura, baik menggunakan sumber dana dari APBD kabupaten, provinsi atau APBN. Juga mengawal agar kegiatan tetap dilaksanakan dan berkelanjutan," tutup PhD jebolan Jepang ini.***(dik/inf)