Riauterkini - PEKANBARU - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Mochamad Iriawan resmikan Program Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) Lapangan Minas Area A yang dikelola PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).
CEOR adalah teknologi Chemical Enhanced Oil Recovery, yaitu metode injeksi bahan kimia (alkali, surfaktan, polimer) yang dioperasikan di lapangan minyak tua seperti di Blok Rokan untuk meningkatkan perolehan minyak dengan cara mengangkat cadangan yang sulit dijangkau. Misi utama dari program ini mendukung target produksi nasional 1 juta barel per hari pada 2030, serta menjaga ketahanan energi nasional.
Proyek ini menjadi langkah strategis dalam menjaga keberlanjutan produksi migas nasional sekaligus memperkuat kontribusi sektor energi bagi pembangunan daerah. Peresmian tersebut dihadiri langsung oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau, SF Hariyanto. Kemudian Wadir PT Pertamina Oki Muraza, anggota DPR RI Yulisman, Ketua DPRD Riau Kaderismanto, Bupati Siak Afni Zulkifli serta sejumlah pejabat lainya di lingkup PHR.
Plt Gubri dalam sambutanya menyampaikan respon positif soal CEOR. Haryanto pun berharap meningkatkanya produksi minyak dengan tekhnologi baru tersebut tak hanya tercapainya swambeda dibidang energi bagi negara. Tetapi juga berdampak positif bagi daerah khususnya Riau sebagai daerah penghasil migas.
“Dengan meningkatnya produksi migas, DBH untuk Riau juga akan meningkat. Ini tentu berdampak langsung pada percepatan pembangunan daerah, seperti pembangunan jalan, sekolah, serta fasilitas kesehatan. Alhamdulillah, ini menjadi harapan besar bagi kemajuan Riau,” tutupnya
Proyek CEOR Lapangan Minas Area A diharapkan menjadi tonggak penting dalam menjaga ketahanan energi nasional. Kemudian juga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara berkelanjutan.
Pada kesempatan ini, Plt Gubri sempat menyampaikan pesan khusus banyaknya terkendala program pembangunan termasuk dalam bidang infrastruktur akibat menurunya DBH dari pusat seperti di Siak.
Karena itu Hariyanto pun menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam pengelolaan sumber daya energi secara berkelanjutan.
“Provinsi Riau memiliki peran historis dan strategis dalam sektor energi nasional. Sejak puluhan tahun lalu, migas telah menggerakkan pembangunan bangsa. Namun tantangan hari ini bukan sekadar menemukan cadangan baru, melainkan bagaimana merawat dan mengoptimalkan aset yang sudah ada agar tetap produktif,” ujar SF Hariyanto.
Ia menegaskan, penerapan teknologi CEOR di Lapangan Minas merupakan bukti kemajuan inovasi anak bangsa. Teknologi ini dikembangkan dan dioperasikan oleh para perwira Pertamina, sekaligus menunjukkan kemandirian Indonesia dalam pengelolaan migas nasional.
“Koordinasi, penguasaan teknologi, dan kolaborasi menjadi kunci. Proyek ini membuktikan bahwa karya anak bangsa mampu menjadi pelopor masa depan ekonomi energi nasional,” tambahnya.
Sementara itu, Oki Muraza, Wadir PT Pertamina (Persero) menjelaskan bahwa teknologi Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) diterapkan dengan menginjeksikan bahan kimia khusus ke dalam reservoir guna meningkatkan kemampuan fluida mendorong minyak menuju sumur produksi.
“Lapangan Minas merupakan lapangan migas tua dengan tantangan penurunan produksi alami. Melalui teknologi CEOR, kami berupaya meningkatkan recovery factor dengan mengoptimalkan sisa cadangan minyak yang masih tersimpan di reservoir,” jelas perwakilan manajemen PHR.
PHR menargetkan penerapan CEOR di Lapangan Minas Area A dapat memberikan tambahan produksi secara bertahap dan berkelanjutan, sekaligus menjadi pilot project pengembangan teknologi serupa di lapangan-lapangan migas tua lainnya di Indonesia. ***(mok)