Riauterkini-PELALAWAN- hujan deras yang tak kunjung henti melanda Kabupaten Pelalawan selama empat hari berturut-turut mengakibatkan genangan air di beberapa wilayah. Salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit yang terkena dampak adalah PT Sari Lembah Subur (SLS).

Akibat hujan yang tak kunjung henti membuat genangan air berwarna hitam yang dikeluhkan oleh masyarakat karena diduga berasal dari kolam instalasi pengolahan air limbah (IPAL) milik PT SLS.

Menyikapi keluhan tersebut, tim Safety, Health & Environment (SHE) PT SLS bergerak cepat memantau lokasi dan melakukan prosedur tanggap cepat. Tim tersebut dengan cepat memompa air di area parit gajah disekitar lokasi untuk dialirkan ke dalam kolam IPAL PT SLS untuk menangani situasi tersebut.

Menurut Kepala Kebun PT SLS, Fitra Andika, hujan yang berlangsung selama empat hari menyebabkan sebagian area ikut tergenang. Namun, investigasi internal perusahaan menemukan bahwa terdapat celah di bawah pagar pembatas sekitar area kolam IPAL, sehingga sebagian air parit hujan sekitar kolam IPAL keluar dari area tersebut.

“Penanganan darurat sudah dilakukan sesuai prosedur dan kondisi saat ini telah kembali normal,” terang Fitra.

Fitra juga menambahkan bahwa air dari kolam IPAL tidak berbahaya karena telah diproses dan melalui filterisasi untuk selanjutnya dialirkan melalui pipa land application sebagai pupuk cair.

“Saya sangat mengapresiasi respons cepat PT SLS dalam menangani masalah genangan air di sekitar kebun kami dengan memompa air di area parit gajah untuk dialirkan ke dalam kolam IPAL,” ucap pemilik kebun, Heri.

Dalam apresiasinya, Heri juga mengatakan jika ia menyayangkan pemberitaan akhir-akhir ini terkait pencemaran lahan warga di area pabrik PT SLS dan mengatakan jika tuduhan tersebut tidaklah benar. Lahan kebunnya seluas 2,4 ha tidak mengalami masalah dan kenaikan air rawa di sekitar kebun merupakan hal yang biasa terjadi akibat curah hujan tinggi. Heri mengatakan bahwa IPAL perusahaan berjarak sekitar 10 meter dari kebunnya dan berada di atas lahan kebun tersebut.

Dalam penjelasannya, Heri juga bersyukur sejak bekerja di Astra tahun 1992 ia mengalami peningkatan secara ekonomi hingga memiliki kebun sawit dan berhasil memberikan pendidikan yang terbaik untuk ketiga anaknya yang salah satunya telah berhasil bekerja di Astra sebagai RnD (Riset and Development) dan yang lainnya tengah menempuh pendidikan di Universitas Terbuka Riau dan Sekolah Dasar (SD). Heri sendiri telah meniti karir sebagai Sustain di tim Fire hingga sekarang menjadi Expro OGR.

Kepala kebun tersebut juga menambahkan bahwa sebagai perusahaan yang memiliki visi sejahtera bersama bangsa, PT SAL berkomitmen untuk selalu memastikan praktik keamanan dan keselamatan lingkungan berjalan sesuai prosedur yang berlaku.

“Kami menjalankan kebijakan Manajemen untuk terus melaksanakan operasional yang excellent di seluruh wilayah kerja perusahaan,” Tutup Fitra.***(Rls)