Riauterkini - TELUKKUANTAN - Pacu Jalur adalah budaya yang ada di Riau, dimiliki masyarakat Kuantan Singingi, budaya ini telah berusia ratusan tahun namun masih tetap lestari dikalangan masyarakat Rantau Kuantan atau Sungai Kuantan.

Tradisi Pacu Jalur ini dihelat setiap setahun sekali dalam rangka menyambut HUT RI. Dalam perjalanannya budaya masyarakat Kuansing ini telah mengalami kemajuan terutama soal hadiah yang awalnya hanya berupa tonggol juara dari umbul-umbul saat ini telah menjadi uang tunai sampai ratusan juta serta ternak seperti kerbau dan sapi.

Tidak hanya menjadi ajang budaya, tapi tradisi ini telah menjadi sebuah olahraga bahkan melalui tradisi ini, Kuansing banyak menyumbangkan Atlet dayung untuk Riau maupun Nasional. Tradisi ini pun sudah menjadi agenda tetap Kabupaten dimulai dari tingkat rayon Kecamatan hingga ivent nasional di Tepian Narosa Telukkuantan.

Dalam perhelatannya Pacu Jalur ini selalu meninggalkan kisah-kisah unik dari tiap pendukung masing-masing jalur hingga sampai histeris memberikan dukungan terhadap jalurnya yang sedang berpacu di gelanggang aduan.

Seperti pacu jalur di Tepian Saidina Ali, yang baru siap dihelat Senin kemarin, dalam momen tersebut salah seorang ibu-ibu sampai terjun ke Sungai Kuantan saking histerisnya dan bersorak-sorai memberikan dukungan pada jalurnya yang sedang berpacu.

Tingkahnya ini pun menjadi tontonan pengunjung lainnya dan diabadikan penonton melalui video hingga menjadi viral di media sosial.

Tidak hanya itu, pendukung lainnya dari jalur yang berbeda juga terekam histeris memberikan dukungan terhadap jalur desanya yang juga sedang berpacu, sambil menari-nari diatas sebuah pohon di tepi Sungai Kuantan.

Sebelumnya hal serupa juga sempat viral masih dari kaum perempuan terlihat menggoyang-goyangkan pohon pinang di arena Pacu Jalur di Tepian Saidina Ali.

Keunikan ini akan selalu ditemukan dalam setiap perhelatan Pacu Jalur, karena tradisi ini telah mendarah daging di kalangan masyarakat Kuansing.* (Jok)