Berita Terhangat.. |
Rabu, 25 April 2018 09:15 Sambutan Tertulis Mendagri di Hari Otda, Ingatkan ASN Netral
Rabu, 25 April 2018 06:52 Pengurus PC PMII Kota Pekanbaru Priode 2018-2019 Dilantik
Rabu, 25 April 2018 06:49 Warga Kuansing Adukan Pencemaran Sungai oleh Empat Perusahaan ke DPRD Riau
Selasa, 24 April 2018 22:31 Jualbelikan Pupuk Subsidi di Luar Wilayah, Agen Pupuk di Sei Kumango Ditangkap Polres Rohul
Selasa, 24 April 2018 22:28 Sekda: Tahun Ini TPP Pemkab Bengkalis Tidak Dirasionalisasi
Selasa, 24 April 2018 22:24 Pesta Narkoba, 2 Warga Pasirpangaraian Diciduk Polisi Rohul
Selasa, 24 April 2018 22:20 Gendong' Sabu 2,9 Kg di Pinggir, Bengkalis, 1 Terdakwa Divonis Seumur Hidup dan 3 Terdakwa 19 Tahun Penjara
Selasa, 24 April 2018 21:26 Program Rp1 Miliar Per Desa LE-Hardianto Mendapat Atensi Masyarakat
Selasa, 24 April 2018 21:21 Begini Cara Pasangan Firdaus-Rusli Atasi Pengangguran di Duri
Selasa, 24 April 2018 21:16 DPT Riau 2018 Sebanyak 3.622.488 Pemilih
|
|
loading... |
|
|
Ahad, 3 Maret 2013 18:05 Himarohu Himbau Balon Gubri tak Jadikan Kemiskinan Jualan Politik
Jelang Pilgubri selalu saja terjadi tebar pesono oleh para kandidat. Hiperohu menghimbau para calon pemimpin Riau tak sekedar jadikan kemiskinan masyarakat jualan politik.
Riauterkini-PASIRPANGARAIAN- Menjelang Pilgubri 4 September 2013, realitas
kemiskinan dan kebodohan masyarakat menjadi ajang “jualan” atau dagangan
dalam kampanye dan sosialisasi para kalangan politisi di Provinsi Riau.
Kemirisan itu lah yang disayangkan Ketua Himpunan Mahasiswa Rokan Hulu-Riau
(Himarohu) Adhytia Syayendra. Realisasi *leader of manager*
semakin "carut
marut"* ulah dari pemimpin di Indonesia mulai tingkat daerah sampai
pusat.
“Kepemimpinan dengan konsep parlementer hingga desentralisasi belum
maksimal dalam mengisi kemerdekaan. Masih banyak masyarakat menangis karena
kemiskinan ekonomi dan kebodohan,” papar Adhytia di Pasirpangaraian, Ahad
(3/3/13).
Semakin banyaknya lahir *leader-leader* bermental korup dan tamak
jabatan, ujar Adhytia, tidak justru mengangkat harkat martabat rakyat,
sebaliknya oknum-oknum itu malah merampas hak-hak rakyat yang nilainya
sampai triliunan rupiah.
Kepedulian dan keberpihakan kepada rakyat, menurut Adhytia, hanya sekedar *
lipstick* bibir para politisi. Realitas kebijakan-kebijakan belum
tepat sasaran, termasuk berbagai project program kerja di Pemprov Riau.
“Termasuk di tingkat Kabupaten dan kota. Program-program hanya untuk
kepentingan para golongan dan kelompok tertentu mengatasnamakan
masyarakat,” tegasnya.
Sesuai amanat konstitusi pasal 31 UUD 1945, sudah dijelaskan setiap warga
Negara berhak mendapatkan pendidikan murah baik itu melalui APBN atau APBD
dengan anggaran minimal 20 persen dari total anggaran per tahun.
“Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 5 ayat 1 juga sudah
jelas. Setiap warga Negara memiliki hak sama dalam memperoleh pendidikan
layak yang bermutu,” ujarnya.
Selaku Ketua Himarohu-Riau dan putra daerah Riau, Adhytia berharap ada
kepemimpinan Riau alternatif yang harus berpihak dan dekat dengan rakyat,
serta bersikap solutif dalam merealisasikan segala kebutuhan rakyat.
Atas kecamuk situasi politik yang semakin panas saat ini menjelang Pilgubri
2013, Adhytia mengaku pesimis hal tersebut tercapai, pasalnya kedaulatan
telah dirampas oleh lembaga eksekutif dan legislatif dari tangan rakyat.
“Ini bukti adanya kebijakan *top-down*, sehingga terjadi tarik ulur,
sebab ada kepentingan antara eksekutif dan legislatif demi kepentingan
partai dengan mengabaikan kepentingan rakyat,” tandasnya.
Dicontohkan Adhytia, seperti halnya di Rohul, masih banyak rakyat mengeluh
dengan kebijakan program yang belum tepat sasaran, seperti pembangunan yang
belum merata, keterbukaan informasi publik masih minim, pola birokrasi
kurang responsif, jaminan kesehatan belum membumi, pendidikan tidak
terarah, dan kondisi jalan yang belum seluruhnya tersentuh aspal.
“Bagaimana kita tidak pesimis. Masyarakat belum makmur dan sejahtera, sebab
para pemangku kepentingan masih mengalami krisis degradasi moral.”
“Konsep Alquran pun telah mengajarkan, tuhan tidak akan pernah merubah
nasib suatu kaum jika para elit politiknya belum berubah. Tapi apakah
mereka akan sadar hal tersebut?,” tambah Adhytia lagi.***(zal)
|
|
|
Berita Politik lainnya.......... |
- Program Rp1 Miliar Per Desa LE-Hardianto Mendapat Atensi Masyarakat - Begini Cara Pasangan Firdaus-Rusli Atasi Pengangguran di Duri - DPT Riau 2018 Sebanyak 3.622.488 Pemilih - Warga Pulau kijang Padati jalan Sambut Kedatangan Wardan-SU - 2014-2017, Pemprov Riau Bangun 665,73 Km Jalan dan 51 Jembatan - Meriah, Cawagubri Rusli Effendi Disambut Musik Rebana Ibu-ibu Kelurahan Raja Sakti-Duri - Jalan ke Danau PLTA Koto Panjang Mulai Diperbaiki, Ini Kata Pengurus Pokdarwis Kampuong Danau Pulau Gadang - Tujuh Legislator Riau Masuk dalam Struktural PWNU Riau - Sosialisasi Sadar Pemilu, Sejumlah Komunitas Motor Digandeng KPU Bengkalis - Kampanye Dialogis Paslon 4 di Inhu, Harapan Besar Kepada Andi Rachman Lanjutkan Membuka Daerah Terisolir - Kata Andi Rachman, Jadi Gubri Harus Siap Lewat Jalan Rusak, Nggak Perlu 'Melow' ... - Anggap Lukman Edy sebagai Cagubri Pro Desa, Warga Guntung Serahkan Dukungan - PKS Terus Bergerilya, Perjuangkan Kemenagan Syamsuar-Edy Nasution - Gadis 19 Tahun Ini, Bacaleg Termuda dari PKB di Pileg 2019 - Kampanye Dialogis di Reteh, Pasangan Wardan-SU Akan Prioritaskan Pembangunan Jalan dan Pertanian - Mantan Bupati Kampar: Masyalah Riau Selesai Jika Syamsuar Menjadi Gubernur - Mantan Bupati Kampar: Masyalah Riau Selesai Jika Syamsuar Menjadi Gubernur - Warga Desa Bongkal Malang, Inhu Minta Dibangunkan SMP ke Andi Rachman - Hearing Panas, Ketua DPRD Kampar Ingatkan Pemkab Jangan Cari Celah Rumahkan TBK dan RTK - Posko Cak Imin untuk Indonesia di Pelalawan Mulai Berdiri |
|